Hoaks adalah informasi palsu yang kebenarannya belum pasti dan biasanya berisi pernyataan yang provokatif dan berpotensi menimbulkan konflik antarpihak.
Menurut informasi dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada akhir tahun 2023, terdapat sebanyak 12.547 isu hoaks yang ditangani oleh Kominfo. Tiga kategori tertinggi adalah kesehatan, kebijakan pemerintah, penipuan, dan politik.
Penyebaran luas berita hoaks di masyarakat dapat menyebabkan kebingungan dan panik, terutama karena isu hoaks tertinggi berasal dari kategori yang sangat penting dan sering dicari oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, kita dapat memanfaatkan bidang statistik untuk membantu mengatasi berita hoaks.
Di era digital saat ini, data menjadi sangat penting dalam mencari informasi, mengamati suatu hal, dan bahkan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, kemampuan literasi data sangat penting untuk dipahami dan dikuasai. Hal ini untuk mencegah kesalahan persepsi saat membaca data atau berita, dan juga agar kita dapat memilah mana informasi yang benar dan mana yang palsu.
Hoaks di Era Informasi
Dilansir dari jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta berjudul “Rekonstruksi Makna Hoaks Di Tengah Arus Informasi Digital” karya Rut Rismanta Silalahi dan Vinta Sevilla, hoaks didefinisikan sebagai berita palsu atau informasi salah yang disebarkan dengan tujuan menyesatkan publik untuk kepentingan pribadi.
Hati-Hati Hoax! Tips Hindari Jebakan April Mop yang Berbahaya
Hoaks juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menyembunyikan informasi yang sebenarnya dengan menciptakan informasi palsu.
Hoaks dapat terjadi karena tiga hal: misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Misinformasi adalah informasi yang salah, tetapi penyebarannya yakin bahwa informasi tersebut benar.
Disinformasi adalah informasi yang salah yang disebarkan dengan sengaja untuk alasan tertentu. Sedangkan malinformasi adalah informasi yang benar tetapi disalahgunakan untuk mengancam keberadaan seseorang atau suatu kelompok tertentu.
Di era digital seperti saat ini, media sosial sangat mendukung penyebaran hoaks dengan cepat. Hal ini diperparah oleh beberapa faktor, seperti kurangnya literasi masyarakat, fenomena FOMO (Fear of Missing Out), dan motif untuk berbagi informasi kepada orang lain.
Peran Statistik dalam Mengatasi Hoaks
Sebagai Masyarakat yang bijak kita harus terbiasa untuk mengidentifikasi suatu berita atau informasi yang didapat. Data Databoks menunjukkan 45,5% responden ragu saat ditanya keyakinan mereka dalam mengidentifikasi berita palsu. Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat yang belum terbiasa dan yakin dalam memilah informasi yang diterima. Statistik hadir sebagai senjata ampuh untuk melawan disinformasi.
Dengan statistik, kita dapat membuktikan kebenaran klaim yang beredar dengan mengeceknya terhadap sumber data terpercaya, melacak tren dan pola penyebaran informasi untuk mengidentifikasi potensi hoaks, menemukan ketidakwajaran data yang bisa menjadi indikasi hoaks, serta menggunakan platform pendeteksi hoaks berbasis algoritma statistik untuk membantu memverifikasi informasi.
Literasi Data sebagai Kunci Menghadapi Hoaks
Dalam jurnal berjudul “Peningkatan Literasi Data Menuju Indonesia 4.0” karya Setia Pramana, literasi data didefinisikan sebagai kemampuan untuk memanfaatkan, mengolah, dan mendapatkan informasi dari data yang kompleks. Terdapat beberapa komponen penting dalam literasi data yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Memahami Data: Kemampuan untuk mengidentifikasi sumber data dan tipe data.
- Mengolah Data: Mengetahui kesalahan yang ada dalam data dan mengubah bentuk data agar lebih mudah untuk dianalisis.
- Menganalisis Data: Menggunakan teknik analisis yang tepat.
- Memvisualisasikan Data: Menyampaikan informasi yang jelas dan efektif melalui visualisasi data.
- Membaca Informasi: Kemampuan untuk membaca informasi yang telah divisualisasikan, seperti dalam bentuk grafik dan tabel, serta menarik kesimpulan yang tepat.
- Pengambilan Keputusan: Membuat keputusan yang tepat berdasarkan data yang ada.
Orang Tua Sering Jadi Korban, Kenali Ciri-ciri Berita Hoax dan Cara Mengatasinya
Dengan memahami dan menerapkan literasi data, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi apakah informasi yang kita terima berasal dari sumber yang terpercaya dan benar. Selain itu, literasi data juga memungkinkan kita untuk lebih mudah memahami atau bahkan berbagi informasi dengan jelas dan efektif.
Platform yang Dapat Digunakan untuk Verifikasi Fakta
Untuk mempermudah proses identifikasi fakta dari suatu informasi, kita dapat memanfaatkan beberapa platform online untuk memverifikasi informasi yang kita peroleh. Beberapa di antaranya adalah CekFakta.com, Kumparan Cek Fakta, Turn Back Hoax, Tempo Cek Fakta, Liputan6 Cek Fakta, dan situs resmi Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika).
Untuk memanfaatkan platform-platform tersebut, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut:
- Mengunjungi Situs Web: Kunjungi situs web dari platform yang dipilih.
- Memasukkan Kata Kunci: Masukkan kata kunci tentang informasi yang akan diverifikasi di fitur penelusuran.
- Mencari Artikel: Lihat dan pilih artikel yang sesuai dengan informasi yang dicari.
- Membaca Artikel: Baca artikel yang dipilih dengan cermat.
- Mengirimkan Informasi: Jika tidak menemukan artikel yang sesuai dengan informasi yang dicari, kita bisa mengirimkan informasi yang kita dapat melalui kontak atau formulir yang tertera di situs tersebut.
- Mengikuti Pembaruan Berita: Ikuti pembaruan berita yang diunggah oleh platform-platform tersebut.
Dengan demikian, kita dapat lebih mudah dalam mengidentifikasi kebenaran suatu informasi.
Di era informasi yang cepat menyebar, hoaks menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan literasi data agar terhindar dari hoaks. Literasi data memungkinkan kita untuk membedakan fakta dan hoaks, membuat keputusan yang tepat, dan berkomunikasi secara efektif.
Kita dapat meningkatkan literasi data dengan mempelajari dasar-dasar statistik, memanfaatkan platform edukasi online, bergabung dengan komunitas data, dan membiasakan diri membaca data. Mari bersama-sama lawan hoaks dengan literasi data!
Sebarkan informasi ini, gunakan media sosial untuk melawan hoaks, dan dukung jurnalisme berkualitas. Dengan upaya bersama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih cerdas dan tahan terhadap hoaks.
Penguatan Literasi Digital, Tangkal Penyebaran Hoax untuk Pemilu 2024 yang Damai
Sumber:
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/20/survei-kic-mayoritas-masyarakat-andalkan-internet-untuk-klarifikasi-berita-hoaks
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/53899/siaran-pers-no-02hmkominfo012024-tentang-hingga-akhir-tahun-2023-kominfo-tangani-12547-isu-hoaks/0/siaran_pers
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News