media massa dan pengaruhnya terhadap representasi gender - News | Good News From Indonesia 2024

Media Massa dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Gender

Media Massa dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Gender
images info

Isu mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan masih menjadi fenomena yang membutuhkan perhatian. Bukan suatu perkara mudah untuk menuntaskan persepsi keliru terhadap perempuan dalam masyarakat yang sudah mengakar.

Ditambah, dengan kemudahan akses terhadap penyebaran informasi yang semakin merajalela pada era digitalisasi media massa pada saat ini. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam upaya memperbaiki persepsi yang keliru pada masyarakat terhadap perempuan yang kerap dikaitkan dengan urusan domestik dan objek visual semata.

Media massa sebagai platform penyedia informasi pada saat ini, menjadi salah satu media yang memiliki kontribusi dalam menggambarkan representasi perempuan kepada masyarakat. Media massa memainkan peran yang besar dalam mempengaruhi persepsi dan pola pikir masyarakat terhadap stereotip perempuan melalui konten maupun isi pesan yang disajikan dalam media tersebut.

Dalam produksi isi pesannya, media melakukan framing mengenai bagaimana pesan tersebut akan diterima oleh publik sesuai dengan kepentingan media itu sendiri. Dalam konteks stereotip gender, terdapat media yang menawarkan model yang positif dan suportif mengenai isu gender.

Dari Empowerment ke Equality: 4 Peran Media Massa dalam Mendukung Pemberdayaan Perempuan

Namun, ada juga yang masih cenderung mengandung konotasi negatif dengan menjual isu yang memarginalkan perempuan di ranah publik maupun menjual stereotip feminitas dan maskulinitas hanya demi kepentingan viralitas semata, bukan berfokus pada edukasi.

Apabila media hanya menyoroti hal tersebut secara terus menerus, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat juga akan senantiasa memiliki pemikiran yang kolot terhadap peran dan kapasitas perempuan yang hanya sebatas pada urusan domestik dan objek visual semata.

Maka dari itu, penting bagi masyarakat untuk aware dan kritis terhadap media yang dikonsumsi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2012) dengan judul “Konstruktivisme Bias Gender dalam Media Massa” menyatakan bahwa media massa bukan faktor utama yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap bias gender.

Namun, intensitas masyarakat dalam mengkonsumsi berita pun menjadi faktor pendukung yang dapat memperkokoh stereotip yang sudah tertanam dalam masyarakat. Media massa memang tidak secara langsung dapat menyebabkan ketidaksetaraan gender.

Akan tetapi, media massa memiliki kemampuan untuk menguatkan, mempertahankan, dan bahkan memperparah ketidakadilan terhadap peran, fungsi, dan posisi perempuan dalam masyarakat.

Zaman semakin berkembang. Maka, pengetahuan dan pola pikir masyarakat juga perlu senantiasa mengalami perkembangan. Diperlukan adanya upaya untuk mendobrak persepsi masyarakat yang terlalu sempit terhadap perempuan. Representasi dari media massa online dapat dijadikan sebagai contoh upaya dalam mendobrak bias gender yang telah mengakar di masyarakat. Di mana perempuan tak hanya digambarkan sebatas objek visual semata. Namun, juga sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki potensi, kreativitas, kecerdasan, dan mampu untuk berkontribusi dalam masyarakat maupun dunia kerja. Perempuan juga merupakan individu yang berupaya untuk mengaktualisasikan identitas dirinya (Lianawati, 2021).

Cara Mencegah Berita Hoaks dari Aplikasi Sosial Media Massa

Wanita juga berhak memiliki kesempatan untuk memberdayakan dirinya dengan berkarier maupun berkarya dalam bidang yang mereka inginkan.

Merubah stigma yang telah mengakar pada masyarakat memang bukanlah suatu hal yang mudah. Namun, bukan berarti tidak dapat diupayakan. Aware dan kritis terhadap media yang dikonsumsi merupakan langkah sederhana yang dapat dimulai dari diri sendiri.

Selanjutnya, sebuah gebrakan dari media massa yang berfokus pada kajian mengenai perempuan ataupun gender juga merupakan suatu representasi positif yang dapat membantu mengurangi bias gender dan menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat mengenai kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang terutama dalam ranah profesional.

Sudah saatnya media menyajikan konten yang berkualitas tidak hanya terpaku pada viralitas semata.

Peradaban telah bergerak semakin maju, maka kita harus mampu beradaptasi pula dengan baik. Dengan kesetaraan yang memicu rasa juang yang sama demi memperbaiki tatanan kehidupan untuk masa depan yang lebih baik untuk ditempati bersama.

Daftar Pustaka

  • Lianawati, E. (2021). Ada serigala betina dalam diri setiap perempuan: psikologi feminis untuk meretas patriarki. Buku Mojok Group.
  • Haryati, H. (2012). Konstruktivisme bias gender dalam media massa. Observasi, 10(1).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.