Masyarakat Karo menyimpan cerita misteri tentang makhluk gaib yang menghuni Gua Umang atau Gua Kemang. Makhluk ini disebut Umang, memiliki tubuh kecil dan kondisi kakinya terbalik.
Dalam bahasa Karo, Umang berarti jin atau roh. Masyarakat setempat percaya sosok penghuni Gua Umang adalah jelmaan setengah manusia dan setengah roh.
Lokasi Gua Umang berada di Dusun Durian Tani, Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit. Untuk sampai ke gua ini, butuh waktu sekitar satu jam jika berangkat dari Kota Medan.
Untuk sampai ke bagian pintu masuk Gua Umang, dibutuhkan sekitar 10 menit dengan berjalan kaki. Pengunjung juga perlu menaiki 62 anak tangga yang terbuat dari semen untuk sampai ke depan gua tersebut.
Jejak Megalitik di Gua Umang
Gua Umang merupakan salah satu bukti peninggalan megalitikum di Tanah Karo. Gua ini sebenarnya adalah batu besar berbentuk limas yang terletak di tengah perkebunan warga.
Ada sebuah lubang kecil berukuran sekitar satu meter di bagian depan pintu, yang berfungsi sebagai pintu masuk ke dalam gua. Di bagian depan gua, terdapat relief yang menggambarkan bentuk manusia dalam ukuran kecil.
Meskipun dalam kondisi kosong, Gua Umang memiliki cerukan seperti tempat meletakkan benda dan relief berupa gambar kapal di dalamnya. Gua ini sangat kecil, hanya muat untuk tiga orang dalam kondisi duduk.
Baca juga Misteri Sosok Dempol Lenang dari Ciamis yang Jahil kepada Anak-anak
Misteri Makhluk Gaib Umang
Menurut cerita yang beredar, dahulu terdapat sebuah kampung kecil di Tanah Karo yang disebut Kampung Uruk Rambuten. Kampung ini hanya dihuni beberapa keluarga yang rumahnya mengelilingi pohon beringin besar.
Suatu ketika, seorang peladang bernama Bulang hendak membuka hutan untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Dalam perjalanan menuju hutan, dia bertemu makhluk bertubuh kecil dengan kaki terbalik.
Diceritakan kedua tumitnya menghadap ke depan dan jari kakinya menghadap ke belakang. Makhluk gaib ini menawarkan bantuan kepada Bulang dengan syarat tidak boleh membawa perempuan dan anak kecil ke ladangnya.
Bulang pun menyanggupi, lahan seluas 3 hektare langsung bisa ditanami. Hingga suatu saat Umang tiba-tiba marah karena istri dan anak Bulang diam-diam ke ladang itu. Lahan yang yang sudah ditanami kemudian kembali menjadi hutan.
Dengan penuh amarah, Bulang kembali membuka hutan selama berhari-hari. Saat itulah dia menemukan sebuah batu besar yang diyakini sebagai rumah Umang yang pernah membantunya.
Baca juga Sempat Diduga Candi, Ini Penjelasan Misteri Susunan Batu Raksasa di Ciamis
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News