paradoks world water forum 2024 di indonesia krisis air di negara sendiri - News | Good News From Indonesia 2024

Paradoks World Water Forum 2024 di Indonesia, Krisis Air di Negara Sendiri

Paradoks World Water Forum 2024 di Indonesia, Krisis Air di Negara Sendiri
images info

World Water Forum akan segera hadir di Indonesia pada Mei 2024 mendatang di Nusa Dua, Bali. Perjuangan Indonesia untuk menjadi tuan rumah memiliki jalan yang cukup panjang. Namun daripada semua itu, banyak problematika terkati sumber daya air di negeri yang mayoritas wilayahnya adalah lautan.

World Resources Institute mengemukakan bahwa pada tahun 2040 Indonesia akan beresiko tinggi mengalami krisis air. Krisis air sendiri terjadi ketika air bersih akan sulit dijangkau dan perlu biaya tinggi bahkan sumber daya air menjadi tak layak konsumsi. Bagaimana pandangan Kawan atas krisis air yang akan terjadi di negara sendiri?

Didukung 135 Negara, RI Kembali Jadi Anggota Organisasi Maritim Internasional

Negara Maritim yang Terdampak Perubahan Iklim

Indonesia sebagai negara maritim sangat rentan terhadap terjadinya perubahan iklim yang memicu krisis air. BPS pada tahun 2022 mencatat bahwa dalam satu dekade, Indonesia telah mengalami lebih dari ribuan bencana alam yang 98% nya berkaitan dengan air. Ribuan nyawa melayang dan belasan juta orang terdampak akibat bencana tersebut.

Pada tahun 2023 kemarin, El Niño yang terjadi dari bulan Juni dan mencapai puncak pada Desember mengakibatkan penurunan curah hujan di beberapa daerah seperti Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, hingga Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Bencana tersebut menyebabkan kemarau panjang sehingga warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

Dilansir dari laman bmkg.go.id, Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebut perubahan iklim menyebabkan terganggunya siklus hidrologi, sehingga memicu terjadinya krisis air. Efek emisi gas rumah kaca meningkatkan temperatur udara, pemanasan global hingga perubahan iklim.

Hal ini akan menyebabkan percepatan proses penguapan air sehingga mengakibatkan ketersediaan air semakin cepat berkurang di suatu lokasi belahan bumi tetapi sebaliknya terjadi hujan yang berlebihan (ekstrem) di belahan bumi yang lain.

Beliau melanjutkan bahwa cepatnya perubahan iklim tersebut juga mempengaruhi kualitas ketersediaan air permukaan dan air tanah yang makin berkurang. Hal ini didukung oleh Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral yang menyatakan pada laman esdm.go.id, bahwa 80% air tanah di wilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta tidak memenuhi standar Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Air tanah banyak tercampur limbah, timbal, dan unsur berbahaya lainnya. Permasalahan penurunan permukaan tanah Jakarta juga disebabkan oleh eksploitasi sumber air yang berlebihan oleh keperluan komersil juga sumur-sumur ilegal yang tidak terdata.

Selain iklim, masalah air juga bisa disebabkan oleh perbuatan manusia secara langsung. Sungai Mahakam di Kalimantan, sungai terpanjang kedua se-Indonesia, memiliki ratusan jenis spesies ikan bahkan juga endemik yang khas.

Laman globalwaterforum.org mengungkit bahwa sejak tahun 1968, banyak perusahaan yang melakukan pembukaan lahan dan membabat hutan secara habis-habisan. Selain untuk mendapatkan kayunya, pembukaan lahan juga digunakan untuk membuka tambang batu bara yang juga mencemari lingkungan sekitar.

Indonesia Kaya Sumber Air Tapi Terancam Krisis Air Bersih, Apa Penyebabnya?

Hilangnya resapan air membuat siklus air menjadi terganggu dan curah hujan berkurang di satu daerah. Limbah batu bara juga menyebabkan tercemarnya sungai dan air tanah sehingga merusak ekosistem air di sekitar. Banyak warga sekitar yang kehilangan mata pencaharian, kesulitan mengakses air bersih, dan berimbas terkena penyakit. Satwa endemik semacam lumba-lumba air tawar (pesut/Orcaella brevirostri) pun juga tak luput mendekati kepunahan. Begitu banyak problematika air di negara maritim.

Dampak Krisis Air bagi Negara dan Masyarakat

Krisis air memberikan berbagai macam dampak buruk bagi kehidupan, bukan hanya manusia. Dampak negatif yang pertama adalah krisis air akan menyebabkan kekeringan dan krisis pangan. Kelaparan akan melanda dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Kedua, dampak selanjutnya dalah krisis kesehatan. Kekurangan pangan dan lekatnya air pada higienitas dan kesehatan akan menurunkan standar kehidupan masyarakat.

Ketiga, lingkungan di sekitar juga terdampak. Selain kering, akan banyak flora dan fauna yang kehilangan habitatnya dan menuju kepunahan. Terakhir, semua itu akan berdampak pada perekonomian negara di mana produktivitas menurun dan kemiskinan akan meningkat. Problem beruntun ini merupakan masalah lingkungan yang perlu ditangani mulai dari sekarang.

World Water Forum ke–10 2024 di Indonesia © Kemenparekraf
info gambar

Prospek World Water Forum dalam Menangani Krisis Air

World Water Forum (WWF) yang menghimpun pemangku kepentingan di bidang air pada forum internasional mempunyai peran penting dalam mengatasi krisis air. Sungguh ironi apabila tuan rumah dari acara bergengsi ini melupakan problematika dari negaranya sendiri.

Terdapat tiga jenis proses diskusi dalam WWF yaitu, politik, regional, dan juga tematik. Pada sisi politik, pemerintah perlu mengkaji kembali kebijakan dan sistem yang bisa memastikan pengelolaan dan distribusi air menjadi adil, efisien, dan berkelanjutan. Pada sisi regional, permasalahan air dan iklim harus menyatukan dan mendorong inovasi dan strategi untuk menghadapi krisis secara geografis. Pada sisi tematik, problem spesifik semacam kelangkaan air perlu didiskusikan secara ilmiah dan bisa diimplementasikan secara praksis.

Dilansir dari laman WWF, Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, menarget peluang investasi bagi negara untuk pembangunan infrastruktur air. Target akses air minum yang adil, aman, dan terjangkau untuk tahun 2030 masih kekurangan dana tambahan sejumlah 1,7 triliun dolar.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya bisa menangani sekitar 30-an persen dari kebutuhan tersebut. Maka dari itu, WWF menjadi ajang untuk menggaet investasi dalam melawan krisis air.

World Water Forum ke–10 2024 di Bali, Apa Peran Indonesia?

Masa Depan Sumber Daya Air Negara

Selain dari pada pembangunan infrastruktur air, Indonesia telah menyiapkan berbagai macam cara untuk menagani krisis sumber daya air di masa depan.

Peta Jalan Ekonomi Biru

Indonesia telah meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Biru (Blue Economy Roadmap) yang berisi panduan beserta komitmen untuk menjalakan perekonomian yang tidak merusak lingkungan. Ekonomi biru sendiri berfokus pada penggunaan sumber daya terbarukan terutama air dan lautan agar bisa memberikan manfaat perekonomian. Kemudian telah dikembangkan Indeks Ekonomi Biru Indonesia, juga diadakannya Forum Ekonomi Biru ASEAN 2023 di Belitung serta Forum Ekonomi Biru ASEAN 2024 di Bali yang diinisasi oleh Indonesia.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045

Rencana pembangunan negara ini di masa depan juga berencana untuk berfokus pada manajemen ligkungan terutama air yang lebih baik. Beberapa rencana diantaranya meningkatkan kapasitas penyimpanan air, konservasi sumber daya air, sistem manajemen air cerdas, dan green-grey infrastructure untuk manajemen bencana air

Tema besar “air sebagai sarana menuju kemakmuran bersama” seharusnya menjadi bentuk refleksi dalam memanajemen sumber air secara seksama. Kemakmuran bersama, kemakmuran siapa? Krisis air sudah di depan mata. Julukan “zamrud khatulistiwa” yang lestari nan asri, semoga bertahan sampai sepanjang masa.

Referensi:

  • https://www.bappenas.go.id/id/berita/indonesia-paparkan-krisis-air-ekonomi-biru-hingga-ksst-di-world-economic-forum-4lQt6
  • https://worldwaterforum.org/blog/news-3/10th-world-water-forumpromising-prospects-for-investment-and-strategic-partnership-100
  • https://www.globalwaterforum.org/2020/10/23/the-story-of-mahakam-river-in-indonesia-from-the-commons-to-extractivism-and-back/
  • https://www.bmkg.go.id/berita/?p=ancaman-krisis-air-bmkg-negara-maju-atau-berkembang-sama-sama-menderita-2&lang=ID&tag=press-release
  • https://www.bbc.com/indonesia/articles/cydgj76p626o
  • https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/badan-geologi/badan-geologi-jakarta-alami-krisis-air-bersih-
  • https://koran.tempo.co/read/opini/487783/ancaman-konflik-akibat-krisis-air
  • https://sda.pu.go.id/balai/teknikbendungan/berita/read/jelang-world-water-forum-ke-10-tahun-2024-pemerintah-indonesia-siapkan-proses-politik-regional-dan-tematik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.