Indonesia menempati urutan kedua sebagai eksportir sapu lidi terbesar di dunia setelah China. Menurut data Volza per 23 Desember 2023, pengiriman sapu lidi dari Indonesia ke luar negeri mencapai 4,7 ribu kali, seluruhnya diekspor oleh 307 eksportir kepada 459 pembeli atau buyer.
Dalam perdagangan internasional, produk sapu dan sikat dari ranting atau bahan nabati memiliki kode HS 960310. Sepanjang Januari—November 2023, nilai ekspor sapu Indonesia mencapai 27,39 juta dolar AS, naik 18,33 persen dari periode yang sama pada 2022. Sementara itu, tren ekspor produk ini dalam 5 tahun terakhir (2018—2022) tumbuh 14,54 persen setiap tahun.
Sapu berguna untuk menyapu kotoran dan puing-puing dari permukaan lantai, dinding, dan lainnya. Sapu buatan Indonesia sangat beragam, mulai dari sapu ijuk, lidi, hingga jerami.
Mahasiswi Asal Sulawesi Barat Sukses Ekspor 25 Ton Sapu Lidi ke India
Ekspor produk sapu saat ini cukup menjanjikan di pasar global. Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) memaparkan, 10 negara tujuan ekspor sapu Indonesia terdiri dari: Republik Korea, Iran, Taiwan, Pakistan, India, Tiongkok, Malaysia, Jepang, Vietnam, dan Filipina.
Di Instagram, DJPEN juga menguraikan keunggulan sapu asal Indonesia, di antaranya: bahan berkualitas tinggi, tahan lama, dan ramah lingkungan. Selain itu, para eksportir sapu dalam negeri juga terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen di pasar global. Harganya juga terjangkau karena bahan baku serta tenaga kerja terampil cukup melimpah.
Merujuk laporan The Observatory of Economic Complexity, sapu termasuk produk ke-313 yang paling banyak diperdagangkan di dunia dari 1.217 produk pada 2021. Total nilai perdagangan di seluruh dunia mencapai 12,3 miliar dolar AS. Angka itu tumbuh 17,5 persen bila dibandingkan dengan capaian 2020 yang berjumlah 10,4 miliar. Sapu mewakili 0,058 persen dari total perdagangan dunia.
Ekspor Industri Kreatif Tembus 17,4 Miliar Dolar AS di Kuartal Ketiga 2023
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
