Hai Kawan GNFI! Jika kamu ditanya seberapa optimis kawan semua terhadap masa depan Indonesia, mungkin sekitar 10 sampai 20 tahun ke depan dan diberikan skala dari 1 sampai 10, berapa angka yang akan Kawan GNFI berikan? Angka 1 untuk ekspresi paling pesimis, dan 10 adalah angka representasi untuk paling optimis?
Terkait dengan hal tersebut, Mungkin Kawan GNFI adalah salah satu responden dalam survei yang baru-baru ini diselenggarakan GNFI dengan Populix dan dukungan berbagai pihak lainnya, yakni survei bertajuk "Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia Tahun 2023". Periode survei berlangsung pada 10—17 Oktober 2023 yang lalu, pengisian formulir dilakukan secara online, dengan partisipasi pengisian sebanyak 1.289 responden.
Survei terkait indeks optimisme telah dilaksanakan oleh GNFI sejak tahun 2018 yang lalu, namun di tahun 2023 ini GNFI menggandeng Populix yang merupakan salah satu lembaga survei Indonesia untuk bekerja sama. Adapun tujuan dari survei tersebut tidak lain adalah untuk mengukur tingkat optimisme generasi muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai aspek.
Harapannya, ini dapat dijadikan inspirasi menyalakan rasa optimisme dan rujukan dalam hal pembangunan kebijakan bagi pemerintah, korporasi, maupun lembaga masyarakat lainnya.
Aspek atau dimensi yang dijadikan alat ukur survei tersebut terdiri atas lima aspek utama dan dua aspek tambahan, lima aspek utamanya yakni pertama, aspek kebutuhan dasar. Kedua, ekonomi dan kesehatan. Ketiga, pendidikan dan kebudayaan.
Keempat, kehidupan sosial. Kelima, politik dan hukum. Sedangkan aspek tematik tambahan khusus untuk tahun ini yakni lingkungan dan Pemilu (pemilihan umum).
Indeks Optimisme diukur menggunakan skala likert 1-10 (1 sangat pesimis dan 10 sangat optimis). Pertanyaan dalam survei diberikan dalam bentuk sebuah pernyataan, kemudian responden dapat memberikan nilai menggunakan skala likert yang telah tersedia.
Adapun responden yang berjumlah sebanyak 1.289 orang tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, hingga Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Dari sekian banyak daerah tersbut, Jawa mengumbang angka responden terbanyak yakni 784 (61%) responden, diikuti Sumatra dengan 313 (24%) responden, responden gabungan dari Sulawesi, Maluku dan Papua sebanyak 93 (7%) responden, lalu 44 (4 %) responden dari Bali Nusra, dan terakhir sebanyak 55 (3%) responden dari Kalimantan.
Mengenai profil responden, jumlah responden antara laki-laki dan perempuan hampir seimbang, yakni 48% laki-laki dan 52% perempuan, dengan latar belakang usia, pendidikan, pekerjaan dan status ekonomi yang beragam. Terkait usia, secara lebih khusus, Populix membagi usia responden dalam dua kategori yakni generasi Y (usia 24-40 tahun) dan generasi Z (usia 17-24 tahun).
Lalu, dari latar belakang pendidikan responden, didapatkan persentase tertinggi adalah tamatan SLTA sebesar 44% dan terendah adalah tamatan SD sebesar 1%.
Untuk latar belakang pekerjaan karyawan swasta menyumbang partisipasi responden tertinggi yakni sebesar 38%. Sedangkan untuk status ekonomi responden didominasi kalangan ekonomi menengah keatas yakni Middle 1 sebesar 21% dan Upper 2 sebesar 22%.
Setelah melalui proses pengolahan data, didapatkan hasil bahwa Indeks Optimisme Indonesia tahun 2023 adalah sebesar 7,77 dari skala 1-10, dengan dimensi atau aspek tertinggi adalah pada Pendidikan dan Kebudayaan, semantara Indeks aspek terendah ditempati oleh aspek Politik dan Hukum.
Angka rata-rata 7,77 cukup menunjukkan bahwa secara umum generasi muda Indonesia masih dalam area hijau atau aman menyoal optimisme mereka tentang masa depan, didasarkan pada dari berbagai aspek atau dimensi yang dijadikan indikator survei.
Jika dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya yakni tahun 2021 dan tahun 2022, Indeks optimisme Indonesia tahun ini sedikit mengalami peningkatan, yang dua tahun sebelumnya berada pada skor 7,2 naik ke angka 7,77.
Seluruh dimensi pembentuknya juga mengalami peningkatan, kecuali untuk dimensi politik dan hukum yang mengalami penurunan cukup jauh bila dibandingkan dengan tahun 2021.
Kemudian, dilihat dari profil demografi responden, hasil indeks menunjukan bahwa perempuan cenderung lebih optimis pada aspek pendidikan dan kebudayaan serta kehidupan sosial. sedangkan jika didasarkan dari segi usia, maka Gen Z lebih optimis terhadap aspek ekonomi dan kesehatan, serta pendidikan dan kebudayaan.
Seperti yang diungkapkan di awal bahwa ada lima dimensi atau aspek utama dan dua dimensi tambahan, untuk dimensi kebutuhan dasar, didapatkan hasil responden cenderung lebih optimis dapat memenuhi kebutuhan sandang, papan dan kebutuhan gizi pada pasangan, dibandingkan dengan pemenuhan gizi untuk diri sendiri.
Sedangkan pada aspek atau dimensi ekonomi dan kesehatan, responden cenderung memiliki optimisme tinggi untuk memperoleh akses fasilitas kesehatan yang layak. Akan tetapi, secara demografi responden dengan latar belakang mahasiswa dan responden yang masih belum mendapat pekerjaan, cenderung memiliki skor optimisme yang rendah pada unsur terserap di dunia kerja.
Beralih ke dimensi atau aspek pendidikan dan kebudayaan. Unsur dari dimensi ini menunjukan hasil skor indeks tertinggi pada "kuliner Indonesia yang diterima dunia", sementara skor indeks terendah adalah pada kemampuan untuk berkontribusi pada pengembangan IPTEK. Meskipun sebenarnya skor masih di atas 8,00, yang mana menunjukan skor optimisme yang terhitung masih dalam area hijau atau baik.
Mari lanjutkan pada dimensi keempat yakni dimensi atau aspek kehidupan sosial. Pada dimensi atau aspek ini skor indeks tertinggi adalah pada kesempatan yang sama untuk berkembang. Sedangkan skor terendah ada pada etika bermedia sosial akan semakin baik, yang mencatatkan angka di poin 6,97.
Dimensi atau aspek utama kelima yakni dimensi hukum dan politik, sebagaimana sedikit disebutkan di atas tadi bahawa, aspek ini adalah satu-satunya yang mengalami penurunan dibandingkan dimensi-dimensi yang lain pada tahun ini. Meski sebenarnya mengalami sedikit peningkatan dari tahun 2022, namun mengalami penurunan yang cukup banyak jika dibandingkan dengan tahun 2021.
Hasil analisis data pada dimensi politik dan hukum menunjukkan bahwa umumnya responden paling pesimis terhadap dimensi, karena skor unsur indeks tertinggi tidak sampai 6, yakni 5,72 dan pada unsur berkurangnya korupsi di masa depan didapatkan skor 5,43.
Hal tersebut cukup menunjukan responden atau publik cukup terbilang tidak begitu optimis dan cenderung pesimis terhadap politik dan hukum Indonesia di masa depan.
Sementara itu untuk aspek tambahan yakni lingkungan dan pemilu di dapat skor indeks masing-masing adalah 7,23 dan 7,00. dari hasil skor tersebut dapat dipahami bahwa responden atau publik cukup optimis mengenai pencegahan kerusakan lingkungan, dan untuk dimensi pemilu juga menunjukkan skor yang cukup positif, meski pada dimensi hukum dan politik terbilang rendah. Namun, para responden tampaknya memiliki cukup optimis terhadap pemilu terutama pada unsur kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News