Konsep dari sikap toleransi sudah lama diketahui serta dihidupi oleh masyarakat Indonesia. Sendi-sendi kehidupan bergerak dalam dinamika keberagaman dalam kehidupan sosial. Perbedaan-perbedaan yang ada tidak kemudian serta merta dapat ditolak mentah-mentah, melainkan dirangkul dalam kehangatan sikap toleransi.
Slogan “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bukti nyata mengenai bagaimana sikap toleransi ini mampu dihidupi oleh masyarakat Indonesia. Sentimen-sentimen yang mampu memecah belah persatuan bangsa tidak dapat serta merta terjadi begitu saja karena ‘Bhinneka Tunggal Ika’ masih dipegang teguh oleh para masyarakat Indonesia.
Lantas, apakah betul masyarakat Indonesia masih percaya dengan sikap toleransi, khususnya dalam konteks kehidupan sehari-hari? Apakah ada unsur-unsur lain yang kini menjadi sorotan khusus dalam menilik kehidupan sosial masyarakat Indonesia?
Tak berhenti hanya pada sikap toleransi saja, tetapi terdapat unsur-unsur lain yang turut menjadi perhatian khusus dalam menelaah dinamika kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Pada tanggal 14 November lalu, Populix sebagai sebuah wadah atau lembaga survei merilis hasil survei Optimisme Generasi Muda Indonesia. Sebelumnya, Good News From Indonesia (GNFI) telah melakukan survei yang serupa sebanyak lima kali sejak tahun 2018.
Kebun Bibit Wonorejo, Destinasi Wisata Asyik Bagi Keluarga
Dalam kesempatan ini, GNFI melakukan kolaborasi bersama Lembaga Survei Populix untuk melakukan survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023. Pada sebuah ruangan konferensi yang berlokasi di Binus FX Sudirman, berdiri Akhyari Hananto selaku founder dari GNFI dan menyampaikan beberapa hal yang menjadi latar belakang mengapa ia ingin memulai membuat platform GNFI sekaligus hubungannya dengan survei mengenai optimisme di kalangan generasi muda Indonesia.
Berangkat dari keresahan nya dalam melihat dominasi berita-berita negatif yang bersirkulasi di media massa, maka Mas Ari yang menjadi sapaan akrab nya berpikir bahwa dengan adanya dominasi dari berita yang cenderung mengarah pada peristiwa negatif turut berimplikasi pada tingkat optimisme di kalangan anak muda Indonesia dalam melihat masa depan negara Indonesia. Dari situ, Mas Ari kemudian memutuskan untuk mengembangkan sebuah wadah yang dapat menyebarkan kabar baik tentang Indonesia.
Tujuan Survei
Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia ini bertujuan untuk mengukur tingkat optimisme generasi muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai aspek. Secara keseluruhan, survei ini tersusun dari lima komponen utama, yaitu Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, Politik dan Hukum.
Namun, pada survei tahun ini terdapat komponen tambahan, yaitu Lingkungan dan Pemilu yang menjadi sorotan utama di tahun 2023. Fokus pada aspek Kehidupan Sosial yang memiliki empat unsur di dalamnya, yaitu sikap toleransi, kebebasan berpendapat, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, dan etika bermedia sosial yang baik.
Kelezatan Dawet Telasih yang Digemari oleh Leluhur Pendiri Mataram Islam
Hasilnya
Hasil temuannya, yaitu sebanyak 87% responden sangat yakin atau optimis dengan sikap toleransi dalam masyarakat Indonesia. Sedangkan 10% memilih netral dan sebanyak 3% menyatakan pesimis dengan sikap toleransi di Indonesia. Secara keseluruhan indeks optimisme nya yaitu sebesar 8,10.
Lalu, pada unsur kedua yaitu kebebasan berpendapat memiliki hasil sebanyak 84% responden sangat yakin atau optimis terhadap kebebasan berpendapat di Indonesia. Sedangkan terdapat 13% responden yang memilih netral dan 4% menyatakan pesimis.
Secara keseluruhan indeks optimismenya yaitu sebesar 7,93. Pada unsur ketiga yaitu tentang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Sebanyak 92% responden sangat yakin atau optimis bahwa masyarakat Indonesia dapat memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Sementara itu, terdapat 6% responden yang memilih netral dan 2% menyatakan pesimis. Indeks optimisme nya yaitu sebesar 8,48. Lalu, pada unsur keempat yaitu mengenai etika bermedia sosial yang baik. Terdapat sebanyak 64% yang menyatakan sangat yakin atau optimis terhadap etika bermedia sosial yang baik di kalangan masyarakat Indonesia. Kemudian, sebanyak 26% responden memilih netral dan 10% menyatakan pesimis. Indeks optimisme nya yaitu sebesar 6,97.
Analisis
Apabila ditinjau lebih lanjut, urutan menurut indeks optimisme dari yang terbesar hingga terkecil yaitu pada posisi pertama terdapat unsur memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Lanjut posisi kedua yaitu sikap toleransi. Posisi ketiga yaitu kebebasan berpendapat, dan posisi terakhir dengan indeks optimisme terkecil, yaitu etika bermedia sosial yang baik.
Menarik saat kita melihat bahwa etika bermedia sosial kini menjadi suatu hal yang mendapatkan cap buruk karena ujaran netizen Indonesia yang terkenal ‘pedas’ atau ‘bar-bar’. Kemudian, temuan menarik lainnya yaitu bahwa perempuan cenderung lebih optimis dibandingkan laki-laki dalam memandang aspek ‘Pendidikan & Kebudayaan’ serta ‘Kehidupan Sosial’.
Penerbangan Vistara Rute New Delhi-Denpasar Dibuka, Dapat Tingkatkan Kunjungan Pariwisata
Lalu, publik yang berada di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampapua) memiliki tingkat optimisme yang lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, khususnya dalam melihat aspek ‘Ekonomi & Kesehatan’ dan ‘Kehidupan Sosial’.
Terselenggaranya survei ini dapat menjadi sebuah momentum bagi masyarakat Indonesia untuk dapat melihat sebuah fenomena yang lebih dalam pada segala lini kehidupan kita. Beberapa aspek atau dimensi dengan unsur-unsur di dalamnya menjadi segelintir dari dinamika kehidupan masyarakat Indonesia secara umum. Kabar baik apa yang Kawan temukan hari ini? Sadari, temukan, dan berbagi dengan sekitar.
Referensi:
Hasil data Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 oleh Lembaga Survei Populix
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
