Beberapa waktu yang lalu, saya membaca bermacam definisi dari Kebudayaan menurut para ahli di Indonesia. Saya menyimpulkan bahwa Kebudayaan adalah kebiasaan yang turun-temurun, baik secara individu ataupun kelompok. Saya mengutip dari Koentjaraningrat bahwa kebudayaan terdiri dari Gagasan, Aktivitas, dan Hasil karya manusia. Gagasan merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pemikiran manusia, ide-ide manusia yang akhirnya di realisasikan sehingga menjadi hasil karya manusia yang diturunkan kepada anak cucu mereka yang lama-kelamaan juga menjadi ciri khas dari suatu lingkungan atau kelompok.
Manusia pada umumnya mempunyai kebiasaan baik sehari-hari mereka sendiri. Namun, biasanya kebiasaan hidup yang baik dapat hilang dan sulit terlaksana secara konsisten karena hal yang sepele contohnya. Kebiasaan manusia tersebut yang disebut kebudayaan diri manusia. Tapi, berada dalam lingkup yang kecil. Namun, beda halnya dengan kebudayaan Indonesia yang misalkan kebiasaan orang-orang di desa sebagian bertani sedangkan di kota bekerja kantoran, itu berada dalam lingkup yang besar.
Kebudayaan juga tidak hanya mencakup tentang, lagu daerah, Bahasa daerah, keagamaan, tari-tarian adat dan lain-lainnya saja. Tapi, bisa juga kebiasaan manusia sehari-hari. Seperti kebiasaan kecil yang baik dalam menjalani hari-hari manusia. Contohnya, produktifitas yang positif dan dapat membangun pribadi yang unggul. Kata-kata tersebut adalah yang pernah disampaikan oleh guru Geografi saya, yang sedang membicarakan tentang budaya Indonesia.
Suatu permasalahan yang seringkali terjadi ialah hilangnya motivasi untuk dapat tetap dalam melakukan kebiasaan baik. Orang-orang di desa pun tentu memiliki kedisplinan sendiri dalam melakukan kebiasaan adat mereka dan memberikan yang terbaik untuk para leluhur mereka. Manusia sekarang sulit sekali untuk disiplin dalam kebiasaan baik mereka dan lebih mementingkan apa yang mereka rasakan.
Suatu hari saya pergi ke desa adat yang masih kental akan adat istiadatnya. Desa tersebut bernama Desa Adat Banceuy, yang berlokasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Disana terasa tentram dan aman akan kebaikan sesama yang mereka bagikan terhadap orang-orang sekitar mereka. Beberapa tradisi juga masih mereka lakukan, upacara-upacara juga masih sering dilaksanakan jika ada tamu dari luar kota atau negeri. Hal tersebut menanamkan kebiasaan yang terus-menerus berjalan sampai anak dan cucu mereka nanti, tidak ada perubahan, pemberhentian, atau bahkan punahnya kebiasaan mereka disana.

Salah satu tradisi yang masih lestari disana adalah Ngaruwat Bumi yang berarti merawat. Secara umum kata tersebut memiliki makna mengumpulkan seluruh anggota masyarakat dan mengumpulkan seluruh hasil bumi, baik bahan mentah, setengah jadi, maupun yang sudah jadi atau matang. Upacara ini bertujuan untuk rasa mengucap syukur para warga desa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal yang mengesankan bukan? Untuk para warga desa yang tetap melestarikan tradisi mereka di zaman yang sudah serba baru ini.
Yang saya perhatikan, orang-orang di desa sangat berbeda dengan orang-orang di kota yang lebih konsumtif dan individualis. Kebiasaan di kota lebih suka mementingkan diri sendiri dibanding mau menolong sesama. Orang-orang desa lebih sering bercengkerama satu dengan yang lain, mereka juga lebih banyak bekerja di bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan konsumen di kota.
Kebiasaan juga seringkali disia-siakan begitu saja. guna melestarikan kepemilikkan kita sendiri, diri sendiri lah yang paling berperan, bukan orang lain. Ada pepatah mengatakan Kita Bisa Karena Terbiasa, Kebiasaan tersebut menjadi Budaya Hidup.
Dalam artikel ini, membicarakan bahwa kebiasaan kecil manusia juga adalah kebudayaan diri yang patut di lestarikan. Namun, kebiasaan terebut adalah kebiasaan yang baik, bukan yang buruk. Hal kecil juga sangat disarankan untuk di lestarikan, kebiasaan adalah hal yang akan sampai kita tua nanti tetap terlaksana. Maka dari itu, hal baik yang kecil saja harus tetap di lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dan dari hal kecil tersebut, dapat kita lakukan kembali dalam hal yang lebih besar, tentunya dalam melestarikan kebudayaan kita sendiri. Mulaihlah dari hal kecil terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan ke yang lebih besar.
Mari sekali lagi kawan-kawan semua untuk tetap mengingat hal kecil yang sekiranya baik bagi masa depan kita untuk dapat memajukan diri kita terlebih dahulu, untuk dapat kita bersama memajukan bangsa kita sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News