kain basta sebagai harta kebudayaan kepulauan babar - News | Good News From Indonesia 2023

Kain Basta sebagai Harta Kebudayaan Kepulauan Babar

Kain Basta sebagai Harta Kebudayaan Kepulauan Babar
images info

#LombaArtikelPKIN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Halo kawan GNFI. Apakah kalian tahu kebudayaan Tepa Maluku Barat Daya? Dalam tulisan ini sobat akan mengenal keunikan budaya masyarakat Tepa dari Maluku Barat Daya.

Tepa merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pulau-Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, Indonesia. Kepulauan Babar terletak di antara Pulau Wetar dan Pulau Yamdena dengan Pulau Babar sebagai pulau utama yang paling besar dan di kelilingi pulau-pulau kecil seperti Pulau Ilmarang, Pulau Dawelor, Pulau Marsela, Pulau Wetan, dan Pulau Dai. Pada sebelah Barat terdapat Pulau Wetang yang kini menjadi kecamatan tersendiri. Kota Letwurung di sisi Timur Pulau Babar merupakan ibu kota kecamatan "Babar Timur" atau biasa disebut "Kecamatan Pulau - pulau Babar Timur" yang terdiri dari Pulau Marsela, Pulau Dawelor, dan Pulau Dawera yang merupakan kecamatan tersendiri. Kepulauan ini memiliki luas daratan 2.224 km² dan berdasarkan sensus 2010 penduduk berjumlah 17.405 jiwa.

Maluku Barat Daya memiliki beragam kebudayaan dari berbagai aspek seperti adat istiadat, seni, dan kebiasaan lainnya yang dilestarikan oleh masyarakat Tepa. Banyak orang tidak mengenal secara mendalam mengenai keberadaan Tepa dan kebudayaannya. Keindahan alam Pulau Babar belum terekspos di media karena minimnya pengunjung yang datang ke wilayah tersebut. Masyarakat Indonesia hanya mengetahui Tepa berada di Maluku Barat Daya, tetapi ciri khas yang membuat orang lain tertarik untuk mengetahuinya belum terkuak.

Budaya Tepa masih memegang adat istiadat dengan teguh sehingga masih terjaga. Salah satu adat yang memiliki latar belakang menarik dari budaya Tepa adalah Kain Basta. Basta memiliki cerita dan latar belakang yang unik dan menarik. Kain Basta sebagai harta kebudayaan Tepa yang dipergunakan sebagai harta perkawinan yang sah oleh masyarakat Kepulauan Babar.

Asal Muasal Kain Basta di Kepulauan Babar

Interaksi perdagangan lokal masyarakat Banda Naira dengan para pedagang khususnya Bangsa Portugis merupakan awal diperkenalkannya Basta di tanah Maluku. Basta saat itu dikenal sebagai kain tradisional India yang diperdagangkan di Kepulauan Banda. Masyarakat Kepulauan Babar yang melakukan perjalanan pelayaran menuju Banda melakukan pertukaran barang dengan sistem barter yakni dengan menukar hasil kerajinan kerang-kerangan maupun hasil komoditi lainnya dengan Basta. Basta adalah kain yang diperdagangkan oleh Portugis yang kemudian seiring berjalannya waktu menjadi kain berharga bagi masyarakat Babar. Meskipun, Basta adalah kain dari India, namun dianggap sebagai kain Portugis yang dibawa oleh ekspedisi dan tercatat dalam sejarah penemuan The Spice Islands.

Sejarah singkat yang menarik akan asal usul kain Basta membuatnya menjadi kain yang memiliki nilai sosial tinggi bagi masyarakat di Kepulauan Babar. Kain ini dianggap memiliki nilai terbaik dibandingkan berbagai jenis kain lainnya. Basta memiliki makna hakiki dari sejarah penemuan kain tradisional yang ada di Kepulauan Babar. Dari cerita sejarah dan keunikan kain Basta sebagai adat dan budaya Masyarakat Tepa, Kepulauan Babar. Penulis mengambil beberapa point utama, yaitu: 1) peran kain Basta dalam budaya Babar, 2) Basta pada konsep masa kini, 3) peran pemuda – pemudi untuk melestarikan Budaya Babar.

Peran Kain Basta dalam Budaya Babar

Kain Basta memiliki nilai filosofi yang tinggi bagi Masyarakat Tepa. Peristiwa sah Basta sebagai milik Babar menjadi sejarah yang dijaga ketat oleh Masyarakat. Kain ini menjadi sebuah materi yang mengisi komposisi budaya Babar. Nilai Budaya yang tinggi menjadikan Basta memiliki banyak peran dalam berbagai kegiatan adat di Kepulauan Babar.

Basta sebagai mas kawin atau mahar yang sah dan menjadi alat tukar yang sah dalam proses penyelesaian adat. Dalam kebudayaan Babar pembayaran harta kawin atau biasa disebut mas kawin, selalu menggunakan beberapa material tertentu salah satunya adalah kain Basta. Kain ini selalu menjadi tolok ukur dalam komposisi budaya Babar karena nilainnya yang tinggi, sehingga kain Basta tetap menjadi salah satu alat komponen penting masyarakat Babar untuk menyelesaikan masalah. Selain adat dan harta budaya, kain Basta dianggap sebagai properti atau kain yang digunakan masyarakat Tepa untuk menari tarian Seka.

Basta Pada Konsep Masa Kini

Nilai budaya yang terkandung dalam kain Basta sangat penting dan luhur bagi masyarakat Kepulauan Babar. Nilai tradisi yang kental, terlihat melalui penggunaan kain Basta pada acara tertentu seperti pertunangan dan tarian adat. Kain Basta sangat langka dan hampir tidak terlihat di kampung-kampung Kepulauan Babar. Kain ini dijaga ketat oleh orang tua untuk disimpan agar tidak dipakai selain untuk kepentingan adat. Hal yang membuat kain Basta langka adalah terkadang kain Basta dipijam oleh keluarga yang tidak memiliki kain tersebut saat salah satu anggota keluarganya mengalami masalah seperti melakukan kesalahan dan diwajibkan membayar denda berupa kain Basta. Kain Basta dipinjam dan terhitung sebagai hutang piutang antar keluarga.

Kain Basta menjadi alat pembayaran denda saat terjadi masalah atau sering disebut bayar denda. Mengingat keberadaan kain Basta yang sangat langka dan penting untuk kegiatan upacara adat tertentu, orang tua di Kepulauan Babar selalu mengingatkan agar anak-anak mereka tidak terlibat dalam suatu permasalahan yang dapat menyebabkan keluarga mereka kehilangan kain Basta yang ternilai. Nilai kain Basta yang tinggi sebagai kain tradisional membuat kain Basta menjadi harta keluarga yang dapat dijual saat tidak memiliki harta benda lain.

Kebudayaan Kepulauan Babar yang beragam dan kental masih dilestarikan oleh orang tua di kampung melalui kain Basta. Oleh karena itu, sebagai pemuda-pemudi, sebaiknya mencontoh kecintaan masyarakat Kepulauan Babar terhadap budayanya. Kita wajib bangga dan mencintai budaya Indonesia karena kebudayaan dan nilai luhur setiap daerah mempunyai beragam keunikan. Mari mencintai dan melestarikan budaya Indonesia dengan meningkatkan literasi kita mengenai kekayaan budaya Indonesia.



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.