Dalam dunia hubungan internasional, masuknya Indonesia ke kelompok BRICS telah menjadi topik menarik selama lebih dari satu dekade. Meskipun Indonesia pernah ikut dalam beberapa pertemuan BRICS, rencana resmi untuk bergabung dengan blok pengaruh ini semakin mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan dukungan dari negara besar seperti China. Saat keputusan Indonesia tentang keanggotaan BRICS semakin dekat pada awal 2024, penting untuk memahami dinamika dan pertimbangan di balik langkah potensial ini.
Lebih dari satu dekade yang lalu, pembicaraan tentang Indonesia bergabung dengan BRICS pertama kali muncul. Namun, saat itu pun pemerintah Indonesia sudah hati-hati dalam mengambil sikap. Seperti yang disoroti oleh Dr. Marty Natalegawa, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, isu keanggotaan BRICS dipandang melalui kacamata G20, di mana BRICS perlahan-lahan lebih dipimpin oleh China dibandingkan dengan G7. Indonesia ingin menghindari tindakan yang dapat memperdalam perpecahan di dalam G20. Untuk itu, mereka memulai MIKTA, sebuah forum yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, dan Australia, negara-negara di luar G7 maupun BRICS namun bagian dari G20.
Tujuan utama MIKTA bukanlah untuk menegaskan perpecahan, melainkan sebagai jembatan. Meski begitu, forum ini juga menjadi cara bagi negara-negara tersebut untuk meninjau ulang posisi mereka terkait BRICS. Pendekatan hati-hati Indonesia tampak jelas bahkan dalam keputusannya untuk bergabung dengan MIKTA.
Situasi Terkini
Isu keanggotaan Indonesia dalam BRICS telah kembali menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Juli 2023, Indonesia menerima undangan untuk hadir dalam KTT BRICS tahun 2023. Presiden Indonesia Joko Widodo, Menteri Luar Negeri, dan pejabat lainnya menghadiri pertemuan tersebut, meskipun mereka menurunkan intensitas pembicaraan dan perhatian media terhadap topik ini.
Pandangan Dr. Natalegawa mengenai masalah ini sangat relevan untuk memahami sikap Indonesia. Dia menekankan bahwa posisi Indonesia dalam G20 sedang mengalami perkembangan, dan negara ini berupaya untuk berperan lebih aktif. Dalam konteks ini, dia menyoroti kepemimpinan India di G20, yang melibatkan Uni Afrika dalam kelompok tersebut. Dr. Natalegawa menganggap ini sebagai perkembangan yang signifikan dalam dinamika global. Dalam skenario yang diharapkan, dia membayangkan Indonesia, sebagai mantan ketua G20, akan mempromosikan keanggotaan ASEAN dalam G20, diikuti oleh pendekatan serupa untuk Uni Afrika, sehingga menciptakan suara yang lebih bersatu antara negara-negara Asia dan Afrika dalam konteks masalah global.
Namun, dia juga memahami perlunya menerima situasi saat ini. Meskipun terdapat peluang menarik bagi Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam G20, keputusan untuk bergabung dengan BRICS adalah langkah yang rumit yang harus dipertimbangkan dengan cermat.
Forum Media ASEAN 2023
Perspektif Dr. Marty Natalegawa ini disampaikan pada Forum Media ASEAN ke-7 tahun 2023 di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2023. Dalam forum ini, Dr. Natalegawa memberikan wawasan mengenai "Relevansi ASEAN dalam kompleks kekuatan global," dengan menekankan pentingnya peran ASEAN dalam dinamika kekuatan global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
