#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung
Matahari seolah-olah ada diatas kepala mengikuti arah jalan manusia itu, keingintahuan di daerah rantau dan terlalu senang untuk tahu hal yang sebelumnya belum pernah ia lihat. Dia berangkat menuju lokasi berkerumun tidak mengenal satu orang sama sekali, alias bondo nekat.
Terpaku terkejut dan tak menyangka di zaman yang memiliki persepsi bahwa anak muda tidak peduli, acuh, tidak melestarikan kebudayaan namun hal tersebut terjadi didepan mata. Ternyata banyak anak muda yang ikut berpartisipasi di acara festival ini, malah hampir 90% adalah anak muda atau generasi Z. Satu kata yaitu salut mereka mau belajar dan melestarikan kebudayaan, mereka sangat kreatif penuh semangat dan sangat attraktif.
Tidak ada kesenangan selain melihat acara ini, kesempatan yang tidak akan terulang dan banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan, memperhatikan salah satu budaya yang diusung oleh berbagai kalangan atau kelompok. Memperebutkan piala kebanggaan namun tidak ada yang tidak menarik semua ditampilkan secara spektakular dan extraordinary, effort yang dikeluarkan pun mengimbangi penampilan mereka.
Budaya ini sangat menarik diiringi oleh perputaran nada lagu jawa dan kompilasinya, dihadiri oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu Sultan Hamengkubuwono X beserta jajaran Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ia sangat mengapresiasi warganya dan itu dapat dilihat dari caranya berekspresi saat penampilan warganya yang memukau dan luar biasa.
Tarian itu diliuk-liukkan untuk menarik penonton sesuai dengan kostum yan ia kenakan, terdengar suara gemuruh apabila tarian tersebut bagus atau lucu yang dapat menimbulkan gelak tawa, lincah dan gemulai semua tarian yang mereka lakukan. Beberapa gelak tawa menghiasi tempat tersebut, apabila ada kostum yang lucu mereka saling tertawa walaupun tidak saling mengenal.
Kostum adalah hal yang paling diperhatikan, banyak macam-macam kostum yang dibuat dengan penuh cinta dan keindahan, menimbulkan berbagai respon dan aspirasi masyarakat menjadikan upaya daya tarik yang bisa ia pikat pada saat itu.
Kebudayaan ini diikuti oleh berbagai kalangan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya di tingkat desa, perkumpulan pemuda atau inisiasi dari beberapa orang yang memiliki hobi yang sama dengan kebudayaan terkait. Seperti contoh menggaet orang yang berpengaruh dan kreatif dalam Wedding Organizer (WO) di salah satu kota Yogyakarta, menggandeng orang yang berpengalaman dalam make up ataupun ahli dalam merancang busana agar dapat menghasilkan kostum yang memukau dan terbaik. Agar dapat menarik perhatian para penilai/dewan juri dan masyarakat agar bukan hanya itu-itu saja yang disaksikan namun mereka bisa membuka mata lebar-lebar untuk budaya yang diciptakan dengan kreatif serta wawasan penciptaan kreasii yang luar biasa.
Pada saat itu aku ingat, dicolek oleh ibu-ibu yang ingin menunjukkan ada kostum yang menarik dan bagus, ia sangat senang mendapati itu dan menunjukkan kepadaku. Senyum, ternyata hal tersebut memberi perubahan keadaan mood yang luar biasa bagus bagi semua kalangan walaupun nontonnya panas-panasan, apalagi anak kecil yang biasanya dirumah saja kini dia bisa berlarian melihat acara ini yang kemudian dapat menjadi pengalaman yang bisa diperkenalkan / didapatkan sejak dini terhadap mereka dan yang terakhir mereka bisa jajan sepuasnya.
Hari itu bukan hanya aku banyak kalangan dari masyarakat yang sangat antusias mereka berangkat panas-panasan dan rela menunggu, berdesak-desakan kemudian mengabadikan momen serta menunjukkan kepada teman-temannya kalau dia sedang menonton acara di Malioboro ini. Pedagang kaki lima sangat merasa diuntungkan dengan adanya acara ini, jualan mereka cepat habis dan terukir senyuman di wajah mereka. Biasanya mereka panas-panasan menunggu pembeli untuk membeli dagangan nya tetapi pada hari itu banyak orang jadi mereka membeli makanan dan minuman sambil menonton acara tersebut dan dagangan mereka pun habis terjual cepat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News