semilir ecoprint brand eco fashion milik alfira oktaviani yang tembus pasar internasional - News | Good News From Indonesia 2023

Semilir Ecoprint: Brand Eco Fashion Milik Alfira Oktaviani yang Tembus Pasar Internasional

Semilir Ecoprint: Brand Eco Fashion Milik Alfira Oktaviani yang Tembus Pasar Internasional
images info

Bagi Kawan GNFI yang tertarik di dunia fashion mungkin sudah tidak asing dengan Semilir Ecoprint, bukan? Semilir Ecoprint merupakan salah satu brand eco fashion yang sudah tembus ke pasar internasional dengan beragam produk ecoprint-nya. Namun, sebelum membahas lebih lanjut soal ini, tahukah Kawan GNFI siapa pendirinya?

Semilir Ecoprint didirikan oleh Alfira Oktaviani pada tahun 2018 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum memperkenalkan Semilir Ecoprint untuk pertama kalinya, Alfira juga sempat mempelajari terlebih dahulu seni ecoprint yang baru masuk ke Indonesia di kisaran tahun 2016. Barulah di tahun 2018, Alfira mengenalkan usaha eco fashion-nya yang diberi nama Semilir Ecoprint. Melansir dari Good News From Indonesia, pemilihan nama tersebut diambil dari bahasa Jawa, yaitu 'Silir' yang artinya angin yang menyejukkan. Sehingga harapan Alfira dengan menggunakan nama tersebut adalah agar usahanya dapat membawa secercah harapan di dunia fashion sebagai sumber kesejukan bagi lingkungan, masyarakat, dan pecinta fashion.

Sementara itu, usaha eco fashion ini menggunakan teknik seni eco printing, yang mana teknik tersebut merupakan teknik pewarnaan kain secara alami melalui kontak langsung antara kain dan material alam. Awal mulanya, Alfira hanya menggunakan kain biasa sebagai materialnya. Namun, sebagai bukti kecintaannya terhadap dunia fashion dan ingin memberikan inovasi baru dengan sentuhan Indonesia maka pada tahun 2019, Alfira mengganti kainnya menggunakan kain Lantung khas Bengkulu.

Semilir Ecoprint menggunakan kain Lantung khas Bengkulu
info gambar

Pemilihan kain tersebut bukan tanpa sebab, menurut Alfira, meskipun kain lantung telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak tahun 2015, namun masih banyak orang Indonesia yang belum tahu akan kain ini dan manfaatnya. Oleh karena itu, Alfira memutuskan untuk menggunakan kain lantung sebagai material ecoprint-nya. Harapannya agar banyak orang Indonesia yang mengenalnya dan menyukainya, terutama setelah kain tersebut 'disulap' menjadi berbagai macam produk fashion, seperti tas dan pakaian.

Perlu Kawan GNFI tahu bahwa kain lantung merupakan kain buatan masyarakat Bengkulu. Kain ini berasal dari kulit kayu pohon terap (Artocarpus elasticus) yang dipipihkan secara manual menjadi lembaran kain berwarna kecoklatan menggunakan alat pukul (perikai). Warna kecoklatan tersebut berbeda dengan warna coklat pada kain lainnya. Hal ini karena warna coklat kain lantung didapat dari getah pohon terap yang mengering ketika proses pemipihan. Sebelumnya, menurut sejarah, kain ini digunakan sebagai pakaian pelindung selama masa penjajahan Jepang. Kini, melalui Semilir Ecoprint, Kawan GNFI juga bisa menikmati kain lantung secara langsung.

Dompet buatan Semilir Ecoprint
info gambar

Dalam usahanya tersebut, Alfira sudah berhasil memproduksi beragam produk fashion, seperti tas, pakaian, aksesori, dompet, sepatu hingga dekorasi rumah menggunakan kain lantung. Selain itu, untuk motif yang digunakannya pun sangat natural karena memiliki ciri khas motif dedaunan yang tegas serta warna yang khas dengan sentuhan warna earthy-pastel. Untuk target pasarnya sendiri pun, Alfira menargetkan wanita perkotaan usia di atas 25 tahun dengan kelas ekonomi A yang memiliki green natural life style dan mencintai produk handmade lokal.

Berkat ketekunannya dalam menggeluti dunia eco fashion, kini Semilir Ecoprint kian berkembang. Dalam usaha mengembangkan produknya, Alfira juga giat mengadakan workshop teknik eco printing serta berpartisipasi dalam pameran seni untuk memamerkan sekaligus mengenalkan produknya pada acara peragaan busana seperti Festival Kreatif Lokal pada tahun 2020 silam.

Selain itu, perempuan kelulusan Apoteker dari Universitas Ahmad Dahlan yang mempelajari mata kuliah manajemen bisnis, morfologi tumbuhan hingga teknik kimia ini telah berhasil menghasilkan omset Rp 50 juta setiap bulannya dari modal awalnya Rp 500 ribu. Tidak hanya itu, ia juga telah berhasil membawa produk-produknya ke pasar internasional.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.