“Awalnya dari teman saya yang sudah lama mengikuti update informasi program Astra dan dia pernah mencoba untuk ikut tapi belum pernah lolos, akhirnya dia rekomendasikan ke saya dan alhamdulillah menang” kata Yudi pada pertemuan kedua Future Skills x GNFI Academy melalui zoom.
Berawal dari sebuah informasi teman dan kesempatan meraih SATU Indonesia Award (Astra), Yudi mampu mengembangkan usaha Es Gak Beres ini menjadi semakin besar pasarnya. Dengan rata-rata penjualan 300 cup per hari dengan omset 1,5 juta per hari, Yudi menghasilkan omset 150 juta rupiah per bulan dari produksi bahan baku ke mitra cabang. Apa fakta unik dibalik suksesnya ‘Es Gak Beres’ ini?
Fakta Unik Es Gak Beres
Berikut beberapa fakta unik tentang Es Gak Beres Yudi Efrinaldi versi Bams Marpaung di channel YouTube miliknya
1. Asal muasal nama ‘Es Gak Beres’
Ada yang ‘Gak Beres’ dengan es ini karena cepat sekali habisnya. Pasalnya, setiap jualan, ada saja Pelanggan yang kerap kali mengeluh kehabisan. Siapa sangka, faktanya es yang satu ini awalnya dijual dengan bentuk jus buah asli dan rasanya tidak sesempurna sekarang, alias gak enak, rasanya ‘Gak Beres’. Kritik tersebut justru membawa dampak positif untuk branding es Yudi menjadi besar seperti sekarang dengan nama ‘Es Gak Beres’.
2. Cabang ‘Es Gak Beres’
Cabang pertama Es Gak Beres yaitu di Kota Kisaran. Berawal dari jualan saat bulan suci Ramadhan dengan satu cabang. Faktanya, ‘Es Gak Beres’ ini cepat melesat banyak cabang. Yudi kini telah memiliki banyak mitra cabang Es Gak Beres di berbagai daerah yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Aceh, Jambi, Lampung, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Hasil pengembangan cabang Es Gak Beres bahkan dapat digunakan untuk membangun sebuah Cafe dan Resto pada Desember 2020 lalu. Yudi memiliki 10 karyawan dalam pengelolaan Cafe dan Resto. Selain membuka lapangan pekerjaan, Cafe ini juga menjadi salah satu upaya Yudi untuk mempertahankan merek agar dapat berkembang dan bertahan lebih lama lagi.
PKBM Khatulistiwa, Wujud Nyata Pendidikan Sebagai Prioritas Utama
3. Bubuk minuman ‘Es Gak Beres’
Resep bubuk yang ia pilih sebagai varian rasa untuk Es Gak Beres dipelajari selama 1 hari saja dengan melihat resep di internet dan praktik 3 varian rasa yaitu melon, mangga, blueberry di malam hari, tepatnya pukul 11 waktu setempat. Esok paginya, langsung launching. Faktanya, sudah 3 ton bubuk minuman yang terjual dalam beberapa bulan awal dan kini sudah memiliki 40 orang karyawan di bidang produksi bahan baku.
4. Mantan Driver Ojek Online
KIJEK atau akronim dari Kisaran Ojek Online ini merupakan ojek online pertama di Kota Kisaran. Faktanya, Yudi juga pernah menjadi driver KIJEK. Tidak hanya driver, Yudi juga pendiri KIJEK. Latar belakang Yudi sebagai pegawai honorer dan kondisi ekonomi yang menurun mendorong Yudi untuk membuka usaha. Yudi mencoba berjualan bubur ayam pinggir jalan dan pisang goreng krispi online pertama di Kisaran (KIJEK). Namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil.
Dalam keterbatasannya, Yudi Efrinaldi justru makin semangat menggali kreativitasnya. Yudi menggabungkan berbagai macam inspirasi jualan unik dan menarik yang ia dapati melalui Youtube. Kreativitasnya membuahkan hasil dengan ide jualan es yang disebut ‘Es Gak Beres’ ini.
Turonggo Yakso: Jaranan Berkepala Buto dari Dongko
5. Resep Sukses ‘Es Gak Beres’
“Beli dan Jual lagi” kata Yudi. Beli dan Jual lagi dengan selisih harga yang dapat dijadikan keuntungan. “Jangan kebanyakan mikir ini-itu” lanjut Yudi. Mulai saja dulu, karena usaha perlu aksi. “Jangan putus asa jika gagal” lanjut Yudi. Kegagalan itu wajar dan hal biasa yang pasti akan ditemui saat usaha, namun jangan menyerah dan coba lagi sebab usaha tidak menghianati hasil.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
