#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung
Jika terdengar boneka raksasa yang merupakan kesenian khas Indonesia pasti Kawan langsung mengingat Ondel-ondel. Tapi ini bukan Ondel-ondel melainkan Barong Landong yang merupakan kesenian dari Bengkulu. Barong Landong merupakan kesenian budaya yang di dalamnya terdapat berbagai macam kesenian yang terkandung.
Barong Landong merupakan sepasang boneka raksasa yang terbuat dari rotan, bambu, dan kayu yang dilapisi dengan pakaian pengantin khas suku Lembak Bengkulu yang dilapisi taburan emas. Suku Lembak kota Bengkulu berada di Desa Tanjung Agung Kota Bengkulu. Selain bentuknya yang besar, keunikan dari Barong Landong sendiri terdapat di bagian kepalanya yang terlihat kecil jika dibandingkan dengan struktur badannya. Kata "barong" sendiri memiliki makna orang-orangan yang sangat besar dan kata "landong" memiliki makna sangat tinggi. Pada awalnya kebudayaan Barong Landong merupakan permainan rakyat yang dimainkan ketika musim panen padi tiba sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen. Penampilan Barong Landong sendiri juga diiringi dengan permianan alat musik rebab, kulintang dan juga gong.
Menurut pengrajin Barong Landong yaitu Pak Samsudin yang juga merupakan masyarakat asli suku Lembak, Barong Landong sendiri terdapat dua macam yaitu Barong Landong Agung dan juga Barong Landong Keluarga. Barong Landong Agung sendiri merupakan Barong Landong yang hanya dibuat sepasang dan bisa dikatakan merupakan Barong Landong tingkatan teratas yang menjadi acuan dalam pembuatan Barong Landong kreasi. Pembuatan Barong Landong Agung sendiri memiliki persyaratan khusus yang tidak bisa dibuat oleh sembarang pihak. Tinggi dari Barong Landong Agung mencapai 275 cm yang mana tidak boleh ada Barong Landong kreasi yang melampaui tingginya Barong Landong Agung.
Selain Barong Landong Agug terdapat Barong Landong Keluarga. Istilah Barong Landong Keluarga sendiri muncul sejak tahun 2015 ketika adanya rapat dengan Ketua Badan Musyawarah Adat Bengkulu yaitu Pak Effendi yang menyebutkan bahwa Barong Landong Keluarga merupakan Barong Landong yang diciptakan untuk mempermudah masyarakat Bengkulu lebih mudah melestarikannya karena dalam pembuatannya tidak terdapat persyaratan khusus seperti Barong Landong Agung.
Meskipun dari Badan Musyawarah Adat Bengkulu telah membagi Barong Landong menjadi dua dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat Bengkulu mengenal dan melestarikannya, sayang usaha ini belum memiliki dampak yang cukup bagus. Masih teramat asing Barong Landong di telinga masyarakat Indonesia bahkan mirisnya lagi dari masyarakat Bengkulu sendiri banyak yang belum mengetahui kebudayaan ini.
Berangkat dari isu ini pada tahun 2022 perwakilan dari dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia melakukan pengabdian masyarakat guna mengenalkan kembali dan melestarikan kesenian budaya Barong Landong ke masyarakat Bengkulu. Perwakilan dari UI yang melakukan pengabdian masyarakat sendiri merupakan dosen dan juga mahasiswa UI yang berasal dari Bengkulu. Seperti ungkapan yang sering dilontarkan yaitu "Merantaulah yang jauh namun jangan pernah lupa pulang".
Pengabdian Masyarakat ini mengangkat dua tema besar yaitu "Pelestarian dan Pengembangan Seni-Tradisi Barong Landong Kota Bengkulu" dan "Pemanfaatan Seni-Tradisi Barong Landong Kota Bengkulu untuk Edukasi dan Ekonomi Kreatif". Pendekatan yang dirasa cukup efektif untuk memperkenalkan kesenian ini sehingga dapat dikenal luas yaitu dengan memperkenalkan dengan siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan se-kota Bengkulu.
Pelestarian kesenian Barong Landong ini dilakukan dengan cara melakuakn pendekatan langsung dengan sanggar seni yang masih memainkan Barong Landong yaitu Sanggar Anggrek Bulan yang berada di Kelurahan Pasar Melintang Kota Bengkulu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa semangat para penggiat seni untuk selalu melestarikan kebudayaan Barong Landong.
Selain itu juga, tim pengabdian masyarakat mengajak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu untuk memasukkan materi ajar Barong Landong di mata pelajaran kesenian dan budaya tingkat SMP dan SMA/K se-Kota Bengkulu. Hal tersebut juga langsung digerakkan dengan pendekatan secara lansung dengan memperkenalkan Barong Landong ke tenaga pendidik dan membuka diskusi terbuka.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini disambut sangat baik dari berbagai pihak. Jika Kawan GNFI ingin melihat keseruannya dapat melihat cuplikan kegiatan di Pengmas UI Barong Landong. Menjadi lebih dekat dengan kebudayaan sendiri merupakan sebuah kenangan yang berharga dan juga bermanfaat bagi banyak pihak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News