Teknologi AI telah berkembang dan bertransformasi di berbagai sektor bidang. Salah satunya sektor kecantikan dengan aplikasi yang saat ini tengah trending, pembuat avatar menggunakan wajah sendiri yang hanya bermodalkan foto selfie. Aplikasi ini ramai digunakan karna hasil yang cepat dan menakjubkan. Kecepatan dan ketepatan dari teknologi Artificial Intelligence (AI) ini yang membuatnya menjadi populer.
Artificial intelligence merupakan teknologi yang menggunakan sebuah sistem komputer dengan robot yang dkendalikan oleh komputer. Teknologi ini ditujukan untuk membuat kecerdasan dengan pola pikir yang sama seperti manusia.
Hal ini dibuat dari studi pola otak manusia dengan menganalisis proses kognitif sehingga diperoleh sistem perangkat lunak yang cerdas atau kecerdasan buatan (AI). Bagaimana sejarah kecerdasan buatan ini bisa diciptakan hingga menjadi tren yang menakjubkan di masyarakat modern ini?
Transformasi Sumber Daya Manusia di Era Kecerdasan Buatan, Tantangan dan Peluang
Sejarah AI (Artificial Intelligence)
Perkembangan ini diawali dengan komputer digital yang muncul pada tahun 1940-an. Sejak awal, para ilmuwan sudah melakukan upaya untuk membuat mesin dengan kecerdasan seperti manusia. Alan Turing, salah satu peneliti yang merilis paper pada tahun 1950, menciptakan mesin Turing untuk mencari jawaban apakah computer mampu berfikir.
Paper tersebut berjudul “Computing Machineri and Intelligence” yang membahas syarat sebuah mesin dapat dianggap cerdas. Alan berpendapat bahwa jika suatu mesin mampu secara sukses berperilaku seperti manusia, maka hal tersebut dapat dianggap sebagai kecerdasan.
Pada tahun 1956, istilah kecerdasan buatan diciptakan oleh John McCarthy. Selain itu, di tahun yang sama dipresentasikan. Proyek Penelitian Musim Panas Dartmouth tentang Kecerdasan Buatan (DSRPAI) yang diselenggarakan oleh John McCarthy dan Marvin Minsky yang dianggap sebagai konferensi AI pertama yang diadakan.
Konferensi Dartmouth mempertemukan para perintis AI dan bertugas meletakkan dasar bagi masa depan pengembangan dan penelitian AI. Pada konferensi tersebut, McCarthy mendorong upaya kolaboratif bersama peneliti unggul dari berbagai bidang untuk diskusi terbuka tentang kecerdasan buatan.
Meskipun hasil konferensi tersebut tidak memenuhi harapannya, kegiatan ini dianggap sebagai pendorong besar penelitian AI di tahun-tahun selanjutnya.

Dilanjutkan tahun 1969 dengan diciptakan robot bergerak serba guna pertama, Shakey, yang sekarang dapat diperintah untuk tujuan tertentu atau berdasarkan daftar instruksi yang dibuat. Tahun 1997, dirancang Superkomputer 'Deep Blue' yang mengalahkan pecatur juara dunia.
Pedoman Etika Kecerdasan Buatan Tengah Disiapkan, Bagaimana Perkembangannya?
Selisih 5 tahun kemudian berhasil dibuat penyedot debu robot pertama yang disebarkan secara komersial.Selanjutnya tahun 2005 hingga 2019 telah berkembang secara pesat, mulai dari pengenalan ucapan, otomatisasi proses robot (RPA), robot menari, rumah pintar, hingga inovasi lainnya terus bergerak cepat.
Perkembangan piranti dari mikroprosessor hingga mini komputer seperti Raspi dan jetson nano juga menjadi salah satu faktor yang mempercepat perkembangan teknologi AI ini digunakan. Tidak secara langsung, sejak munculnya virus Corona yang melanda dunia juga menjadi salah satu faktor yang mempercepat perkembangan AI.
Tahun 2020, Baidu merilis algoritme AI LinearFold untuk tim medis dan ilmiah serta medis yang mengembangkan vaksin selama tahap awal pandemi SARS-CoV-2 (COVID-19). Algoritme tersebut dapat memprediksi urutan RNA virus hanya dalam 27 detik, yang 120 kali lebih cepat daripada metode lainnya.
Perkembangan AI di Masa Depan
Teknologi AI saat ini sudah sering dilihat penerapannya pada berbagai bidang industri seperti perbankan, pemasaran, hiburan, bahkan kecantikan. Hal ini yang membuat teknologi artificial intelligence tidak bisa dipisahkan dengan Big Data, kapasitas untuk mengumpulkan informasi dalam jumlah besar yang terlalu rumit untuk diproses oleh seseorang.
Hampir seluruh perangkat komputer dan elektronik saat ini memanfaatkan teknologi kecerdasan untuk mengembangkan sistemnya menjadi lebih canggih.
Dalam jangka panjang di masa depan, tidak menutup kemungkinan akan muncul mesin yang melampaui kemampuan kognitif manusia dalam semua tugas. Sebagaimana visualisasi robot yang biasa dilihat dalam film-film.
Kebutuhan sumber daya manusia yang professional, terlatih, dan bersertifikat dalam bidang AI menjadi salah satu kebutuhan profesi yang banyak dicari dan diminati saat ini.
Karena peningkatan teknologi bidang ini yang semakin dibutuhkan dari waktu ke waktu dan terus muncul serta berkembang, hal tersebut akan berdampak pada kehidupan sehari-hari dan menimbulkan implikasi yang cukup besar bagi banyak industri.
Cegah Deep Fake Kecerdasan Buatan, Bagaimana Strategi Kominfo?
Sumber:
https://sitn.hms.harvard.edu/flash/2017/history-artificial-intelligence/
https://medium.com/@jetnew/a-summary-of-alan-m-turings-computing-machinery-and-intelligence-fd714d187c0b
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News