detox media sosial untuk kesehatan mental - News | Good News From Indonesia 2023

Pentingnya Detox Media Sosial untuk Kesehatan Mental

Pentingnya Detox Media Sosial untuk Kesehatan Mental
images info

Tahukah Kawan GNFI? Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia melonjak hingga 60,4% dari populasi dalam negeri. Bila dikonversikan kedalam nominal, presentase ini mencapai sekitar 167 juta orang per Januari 2023. Data ini diambil dari dataindonesia.id dan merupakan hasil penelitian dari We Are Social.

Perlu dijadikan perhatian bahwa penggunaan media sosial menimbulkan dua dampak yaitu dampak positif dan negatif. Kementrian Keuangan Indonesia mengungkapkan dampak positif dari media sosial yaitu memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan orang banyak dan memperluas relasi. Adapun dampak negatifnya yaitu menurunkan intensitas komunikasi, menjadikan kecanduan, bermasalah privasi, hingga menimbulkan konflik.

Menurut penulis, dampak negatif media sosial yang menimbulkan adiksi menjadi penting untuk melakukan detox media sosial. Declutter The Mind mendefinisikan detox media yaitu penghapusan penggunaan dan konsumsi media sosial secara sadar dalam jangka waktu tertentu. Nah, pada umumnya waktu yang diperlukan untuk media sosial adalah 30 hari. Namun durasi ini tidak saklek, seseorang juga dapat melakukan detox media sosial juga selam rentang waktu tujuh hari.

Dalam perbendaharaan istilah, detox media sosial ini sering disamakan dengan istilah jeda media sosial (social media break). Perbedaan detox media sosial dan jeda media sosial adalah pada ketegasan komitmen dan konsistensi. Jeda media sosial lebih kepada komitmen kepada diri sendiri untuk tidak menggunakan media sosial dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan detox media sosial merupakan komitmen yang tegas seperti pemutusan total dari media sosial. Saking tegasnya untuk mencegah diri dari adiksi media sosial, pengguna yang menerapkan detox media sosial ini bisa sampai menghapus akun pribadi.

Baca juga: Renyahnya Dorokdok, Kerupuk Khas Garut

Melihat dari ketegasan komitmen dan konsistensi dari detoks media sosial, maka mari kita lihat beberapa benefit atau pentingnya melakukan detoks media sosial. Beberapa diantaranya yaitu:

1. Bermanfaat untuk Kesehatan Mental

Mental health Foto: Pixabay/ mohammed_hassan
info gambar

Melansir dari laman Yourmentalhealthpal, detoks media sosial bermanfaat untuk beberapa kondisi mental, antara lain: menghindari perbandingan dari melihat pencapaian atau karier orang lain, memperbaiki pola tidur, menjalin kembali kontak dengan orang lain, tingkat kecemasan dan stres lebih rendah, meningkatkan keyakinan diri.

2. Tidak Resah Akan Fear of Missing Out (FOMO)

FOMO Foto: Pixabay/Anemone123
info gambar

Mengutip dari Parenta, FOMO merupakan fenomena takut ketinggalan. Takut ketinggalan di sini diartikan sebagai perasaan seorang pengguna internet yang takut ketinggalan akan pembaruan trend atau informasi. Nah, dengan melakukan detox media sosial, seseorang akan terhindar dari rasa resah atas banyaknya (overload) informasi.

Baca juga: Cerita Warisan Peradaban Masyarakat Bali di Sudut Kota Batavia

3. Membantu untuk Sembuh dari Obsesi Masa Lalu

Terkadang, sifat media sosial yang menghubungkan satu dengan yang lain menjadikan seorang pengguna melihat postingan kawan lama berkaitan dengan kondisinya hari ini, dsb. Hal ini sedikit banyak mendukung pemikiran untuk flashback terhadap masa lalu. Bagi sebagian orang yang memiliki masa lalu kurang baik, hal ini akan menjadikannya kembali me-replay kejadian yang tidak menyenangkan yang berpotensi membuatnya tidak nyaman dan lelah hati. Detox media sosial membantu pengguna untuk mengantisipasi terjadinya hal seperti ini.

4. Menghargai Moment Nyata Saat Ini

Kecanduan media sosial membuat seseorang fokus terhadap media sosialnya dan cenderung abai terhadap kondisi sekitarnya. Nah, apabila perilaku ini terus dilanggengkan menjadi sebuah kebiasaan dalam keseharian, maka seseorang akan menjadi abai dengan peristiwa nyata yang sedang terjadi. Ketika detox media sosial dilakukan, maka seseorang akan lebih fokus dnegan peristiwa nyata yang terjadi di sekitarnya dan menyadari bahwa ada momen-momen spesial yang tercipta dari sekitar.

5. Memiliki Banyak Waktu untuk Melakukan Hal yang Produktif

Scrolling media sosial cenderung menghabiskan banyak waktu. Alih-alih mencari informasi dan update peristiwa, scrolling terhadap konten pengguna lain meng-input referensi yang menimbulkan beberapa keresahan seperti mulai membandingkan diri, FOMO, flexing, dll. Ketika seseorang patuh dengan program detox media sosialnya, maka ia akan memiliki lebih banyak waktu untuk melihat sekitar dan melakukan banyak aktivitas nyata yang produktif.

Baca juga: Cerita Masyarakat Mentawai yang Bergembira ketika Datang Gempa

Testimoni dari Pengguna yang Melakukan Detox Meddsos

Hal ini disampaikan oleh Wanderingaimfully , mengenai recap keseharian pasca melakukan detox media sosial, antara lain berikut penulis rangkumkan dalam tiga hari.

"Hari pertama detoksifikasi saya diakhiri dengan perasaan lega dan bebas. Saya lega bahwa saya tidak menyerah dan diam-diam memeriksa salah satu akun sosial saya. Dan saya merasakan kebebasan dari belenggu notifikasi dan lubang kelinci dari tautan, foto, dan umpan".

"Sepanjang hari rasanya hal-hal telah melambat secara signifikan. Sepertinya saya punya lebih banyak waktu daripada biasanya. Ini akan menjadi tema yang berulang selama 30 hari".

"Seringkali dalam kehidupan media sosial saya, saya menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa saya tidak peduli seberapa banyak tanggapan yang saya posting. Sering kali saya akan menulis dan menulis ulang update status atau tweet berkali-kali, berharap kepintaran, wawasan atau humor saya akan lebih diperhatikan".

Nah, dengan referensi ini, Kawan bisa mencoba memotivasi diri untuk konsisten dalam medetoksifikasi diri dari kecanduan media sosial.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.